Prodi TI Buat Terobosan: Ciptakan Sistem Peringatan Dini Banjir Berbasis Kecerdasan Buatan dengan Akurasi Mencapai 97,96%
Banjarmasin, Februari 2025 – Bencana banjir seringkali menjadi momok, terutama di daerah rawan seperti Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) konvensional kerap kali menimbulkan keresahan karena adanya false alarm yang menyebabkan kepanikan di masyarakat. Menjawab tantangan ini, tim peneliti dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berhasil mengembangkan sebuah inovasi canggih: Sistem Peringatan Dini Banjir berbasis Analisis Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI).

Penelitian ini merupakan Program Dosen Wajib Meneliti (PDWM) yang dipimpin oleh Dr. Ir. Yuslena Sari, S.Kom., M.Kom., dan Andreyan Rizky Baskara, S.Kom., M.Kom. Inovasi ini didorong oleh kenyataan bahwa kampus ULM sendiri, yang terletak di zona rawa pasang surut, sering tergenang banjir, termasuk saat banjir parah di Kalsel pada tahun 2021.
Mengatasi False Alarm dengan Logika Fuzzy
Kunci keberhasilan sistem ini terletak pada penggunaan model Fuzzy Logic tipe Mamdani. Pendekatan AI ini dipilih secara khusus karena kemampuannya dalam menangani ketidakpastian data, sehingga dapat secara signifikan mengurangi risiko munculnya false alarm.
Sistem bekerja secara otomatis menggunakan konsep Internet of Things (IoT) dengan empat variabel masukan utama:
-
Suhu Udara
-
Kelembaban Udara
-
Curah Hujan
-
Tinggi Air (Pasang Surut)
Data dari sensor-sensor tersebut (seperti sensor curah hujan TBRG dan sensor ultrasonik JSN-SR04T) diolah oleh mikrokontroler dan dikirim ke cloud melalui Google Firebase, sebelum diproses menggunakan logika fuzzy untuk menentukan potensi status banjir.
Hasil Uji Validasi yang Bagus
Setelah melalui serangkaian pengujian dan validasi data, performa sistem ini menunjukkan hasil yang sangat impresif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sistem peringatan dini banjir berbasis AI ini memiliki:
-
Tingkat Akurasi: Mencapai 97,96%.
-
F1-Score: Sebesar 0,9695.
Nilai akurasi yang tinggi ini membuktikan bahwa sistem dapat memberikan peringatan kondisi banjir (dengan status "Aman", "Waspada", atau "Bahaya") dengan sangat baik dan akurat sesuai dengan data lapangan.
Sistem peringatan ini diwujudkan dalam bentuk aplikasi berbasis Android, yang memungkinkan pengguna untuk memantau nilai suhu, kelembaban, curah hujan, dan tinggi air secara real-time. Aplikasi ini juga menampilkan status banjir dengan kode warna (hijau untuk aman, kuning untuk waspada, dan merah untuk bahaya) serta dilengkapi notifikasi saat mencapai status bahaya.

Diharapkan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang akurat bagi masyarakat dan menjadi pertimbangan penting bagi para pemangku kepentingan di Kalimantan Selatan dalam mengambil kebijakan mitigasi bencana di masa depan.

















